Belum lama ini ada seorang sahabat yang mengeluhkan tentang perjalanan karirnya selama belasan tahun di sebuah perusahaan asing. Dia menyampaikan kenapa posisi nya sampai saat ini masih menjadi staff saja dengan role Technical Support, sedangkan dengan pengalaman kerja di bagian IT selama belasan tahun, dia merasa sudah saatnya bisa naik jabatan menjadi IT Supervisor. 


Dia bahkan merasa kecewa ketika yang akhirnya yang menduduki posisi kosong itu adalah kolega yang lebih muda dan lebih baru ketimbang teman saya ini di perusahaan tersebut.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah kenapa pertanyaan itu baru muncul setelah belasan tahun dia bekerja di perusahaan itu? Apa yang sudah dia lakukan selama ini? dan bagaimana proses talent management berjalan di perusahaan tersebut?

Mungkin pertanyaan teman saya itu bisa langsung terjawab jika dia bisa berkomunikasi secara langsung dengan atasannya, ataupun dengan tim Human Resource.

Ketika proses talent management berjalan dengan baik pada suatu perusahaan, maka seharusnya secara rutin semisal setiap tahun sekali para leader akan melakukan pengamatan dan penilaian kepada setiap tim membernya, karyawan mana yang mempunyai aspirasi untuk menduduki posisi yang lebih tinggi, di departemen mana yang mereka inginkan, dan berdasarkan penilaian tidak cuma dari manager secara langsung tetapi juga dinilai dari para manager dari departemen lain, kira-kira butuh berapa lama dalam tahun karyawan tersebut bisa mencapainya.

Kadang mengungkapkan aspirasi kita untuk memiliki posisi yang lebih tinggi itu penting, sehingga atasan bisa tahu keinginan dari karyawan tersebut, sekaligus bisa memberikan saran dan rencana-rencana baik jangka pendek dan panjang untuk bisa mencapainya.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya ada dua tugas seorang karyawan yaitu menjalankan tugas rutin dengan baik, dan yang kedua adalah melakukan peningkatan pada tugas rutin tersebut.

1. Tugas Rutin

Adalah pekerjaan yang diberikan atasannya untuk dilakukan sehari-hari sesuai dengan role yang diberikan. Dalam bidang IT bisa berupa IT Support, IT Operation, IT Infrastructure, Software Developer, Project Manager, dan lain sebagainya.

2. Peningkatan Tugas Rutin

Setiap kali saya menyampaikan hal ini ke orang-orang, banyak yang menanyakan "Apa pentingnya meningkatkan pekerjaan rutinitas jika sehari-hari kita sudah disibukkan dengan pekerjaan kita sendiri?"

Karena dengan meningkatkan rutinitas kita baik itu secara performa, speed, kita bisa menyelesaikan pekerjaan itu lebih cepat. Yang mungkin di awal satu jenis pekerjaan bisa diselesaikan dalam 1 jam, kedepan bisa kita kerjakan dalam 30 menit, 10 menit, atau mungkin kita bisa tidak kerjakan sama sekali tetapi dengan hasil yang sama, kok bisa?

Ada beberapa keuntungan ketika kita bisa bekerja lebih efektif dan efisien, kita menjadi mempunyai banyak waktu untuk belajar dan mengerjakan hal-hal baru. Semisal kita mempunyai 5 jenis pekerjaan, dalam beberapa bulan kemudian kita bisa mengerjakan 10 jenis pekerjaan dengan waktu yang sama, ini berarti pengalaman kita menjadi lebih kaya.

Selain itu, karena kita mengerjakan hal-hal baru, kita menjadi lebih termotivasi dan tidak merasa bosan. Jika seorang karyawan bosan, salah satu kemungkinan yang bisa terjadi adalah mencari-cari pekerjaan lain.

Pertanyaan ke-dua yang kerap saya dengar yaitu : "Bagaimana caranya untuk bisa meluangkan waktu untuk meningkatkan pekerjaan kita padahal kita sudah sibuk?"

Dua jawaban singkat saya untuk itu adalah Time Management and Delegation

Karir seorang karyawan itu bukan perkara instan yang hanya sekejab bisa berubah. Kadang butuh tahunan untuk melewatinya, tergantung bagaimana mereka bisa membangun pondasi pengalaman kerja mereka, ada proses pembelajaran baik itu secara teknis maupun kompetensi. 

Bisa jadi pada akhirnya kompetensi inilah yang bisa menaikkan karir seseorang ke tahapan karir yang lebih tinggi. Bagaimana leadership mereka dibangun, untuk berkomunikasi, membangun sebuah team, bekerjasama dan berkolaborasi. Bagaimana seorang individu bisa berpikir analitik dan strategik, berpikiran terbuka, berpikir kreatif, dan bisa menjalankan pekerjaan menurut prioritas bisnis.

Sahabat saya itu terlihat sedikit kecewa, seperti sudah menghabiskan waktu yang sia-sia di tahun-tahun yang dia miliki sebelumnya. Tetapi juga terlihat menjadi lebih optimis untuk bisa memperbaiki untuk mencapai apa yang menjadi ekspektasinya.