Berikut adalah beberapa contoh serangan ransomware terkenal di dunia:

  1. WannaCry: Serangan WannaCry terjadi pada Mei 2017 dan menyerang jaringan komputer di seluruh dunia. Ransomware ini mengeksploitasi kelemahan keamanan di sistem operasi Windows dan menyebar melalui jaringan secara otomatis. Serangan ini menyebabkan gangguan besar pada lembaga pemerintah, rumah sakit, perusahaan, dan institusi lainnya.

  2. NotPetya: Serangan NotPetya terjadi pada Juni 2017 dan mirip dengan WannaCry dalam hal penyebaran dan penggunaan kelemahan Windows. Serangan ini menginfeksi ribuan komputer di berbagai negara, termasuk Ukraina yang menjadi target utama. Serangan ini menyebabkan gangguan besar pada perusahaan-perusahaan global dan mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.

  3. Bad Rabbit: Serangan Bad Rabbit terjadi pada Oktober 2017 dan menyerang sejumlah besar organisasi di Eropa Timur, terutama Rusia dan Ukraina. Ransomware ini menyebar melalui situs web palsu yang meniru pembaruan Adobe Flash. Serangan ini mengunci file korban dan menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk mata uang digital Bitcoin.

  4. Ryuk: Serangan Ryuk mulai muncul pada tahun 2018 dan masih aktif hingga sekarang. Serangan ini biasanya ditujukan kepada korporasi dan organisasi dengan permintaan tebusan yang tinggi. Serangan Ryuk sering kali dimulai dengan serangan phishing dan penyebaran malware lainnya sebelum mengenkripsi data dan mengharuskan korban membayar tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.

  5. REvil/Sodinokibi: Serangan REvil, juga dikenal sebagai Sodinokibi, adalah kelompok ransomware yang terkenal. Mereka telah melancarkan serangan terhadap banyak organisasi, termasuk perusahaan besar. Kelompok ini dikenal karena menggunakan model afiliasi, di mana mereka menyewakan atau menjual ransomware mereka kepada para penyerang lainnya yang melaksanakan serangan.

Perlu diingat bahwa serangan ransomware terus berkembang dan sering kali menargetkan organisasi dengan tujuan mendapatkan tebusan yang besar. Penting bagi organisasi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang kuat, seperti memperbarui perangkat lunak, melatih karyawan mengenai phising dan praktik keamanan, serta melakukan cadangan data yang teratur untuk mengurangi dampak serangan ransomware.