1.        Introduction / Background

Perusahaan manufaktur umumnya memiliki berbagai produk dengan desain dan fungsi yang berbeda. Untuk mewujudkan tujuan pembentukan produk yang sesuai dengan standar desain tersebut, bahan baku harus melalui proses fabrikasi terlebih dahulu. Fabrikasi adalah proses pengolahan komponen material baku atau setengah jadi yang dirangkai, dibentuk, dan dimanipulasi untuk menghasilkan barang baru yang memiliki nilai tambah dan fungsi.

Dalam konteks industri manufaktur garment, fabrikasi mencakup berbagai tahapan mulai dari pemotongan kain, penjahitan, hingga penyelesaian akhir seperti pencucian dan pengepakan. Setiap tahap ini membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Kesalahan dalam satu tahap saja dapat berakibat fatal, menyebabkan produk tidak layak jual dan merugikan perusahaan.

Oleh karena itu, pengendalian kualitas menjadi aspek yang sangat penting dalam rantai pasok industri manufaktur garment. Dengan mengimplementasikan sistem inspeksi pengendalian kualitas yang efektif, perusahaan dapat mendeteksi dan memperbaiki cacat pada setiap tahap produksi. Sistem ini tidak hanya membantu dalam memastikan bahwa produk akhir sesuai dengan standar yang diharapkan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi limbah dan biaya produksi.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi otomatisasi dalam fabrikasi dan inspeksi kualitas dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi dalam proses produksi (Daniarsyah, 2021). Alat-alat pabrik manufaktur yang canggih, seperti sensor optik dan sistem pengolahan citra, dapat digunakan untuk melakukan inspeksi secara real-time dan memberikan umpan balik langsung kepada operator. Hal ini memungkinkan perbaikan segera dan mencegah terjadinya produk cacat dalam jumlah besar.

2.        Abstract / Business Case

Industri manufaktur garment menghadapi tantangan besar dalam memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ketat. Ketidaksesuaian kualitas produk dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, penurunan reputasi, dan kehilangan pelanggan. Implementasi sistem inspeksi pengendalian kualitas (Quality Control) yang efektif merupakan solusi penting untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi operasional, dan daya saing di pasar global. White paper ini mengkaji manfaat, biaya, dan dampak dari penerapan sistem inspeksi pengendalian kualitas di industri manufaktur garment.

Melalui teknologi seperti sensor optik dan sistem pengolahan citra, serta integrasi perangkat lunak analisis data dengan sistem ERP, perusahaan dapat mencapai inspeksi otomatis yang lebih akurat dan konsisten. Ini tidak hanya mengurangi jumlah produk cacat dan limbah produksi, tetapi juga mempercepat proses inspeksi dan mengurangi kesalahan manusia. Dengan penerapan sistem ini, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas tinggi yang konsisten, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan memperkuat reputasi merek.

Analisis biaya menunjukkan investasi awal yang signifikan, tetapi dengan manfaat jangka panjang yang jauh lebih besar dalam hal peningkatan kualitas dan efisiensi operasional. Risiko seperti resistensi terhadap perubahan dan gangguan operasional sementara dapat dikelola dengan perencanaan yang baik dan pelatihan yang efektif. Dengan demikian, implementasi sistem inspeksi pengendalian kualitas di rantai pasok industri manufaktur garment merupakan langkah strategis yang esensial untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

 


Gambar 1. Alir Proses Produksi Garment

 

3.        Problem Statement / Introduction

Industri manufaktur garment saat ini menghadapi berbagai tantangan terkait dengan proses inspeksi pengendalian kualitas yang masih dilakukan secara manual. Proses inspeksi yang ada saat ini melibatkan pemeriksaan visual oleh operator yang sering kali menyebabkan ketidakkonsistenan dalam penilaian kualitas. Pencatatan hasil inspeksi dilakukan secara manual menggunakan kertas, yang kemudian diinput ke dalam aplikasi Excel untuk pengolahan data lebih lanjut.

Proses ini memiliki beberapa kelemahan kritis:

1.      Ketidakkonsistenan dalam Inspeksi. Pemeriksaan manual rentan terhadap kesalahan manusia dan perbedaan dalam penilaian kualitas antar operator, yang dapat menghasilkan produk cacat lolos inspeksi.

2.      Waktu yang Lama untuk Pencatatan dan Pengolahan Data. Pencatatan manual menggunakan kertas memerlukan waktu yang signifikan, dan proses input data ke dalam Excel menambah beban kerja tambahan. Ini menyebabkan penundaan dalam analisis data dan pembuatan laporan.

3.      Kurangnya Akurasi dan Kecepatan dalam Pembuatan Laporan. Penggunaan Excel untuk pengolahan data memerlukan waktu lama dan rentan terhadap kesalahan input, yang dapat mengakibatkan laporan kualitas yang tidak akurat dan terlambat.

4.      Inefisien dalam Identifikasi dan Perbaikan Masalah Kualitas. Keterlambatan dalam pengolahan data dan pembuatan laporan menyebabkan masalah kualitas tidak teridentifikasi dan diperbaiki secara tepat waktu, yang berpotensi meningkatkan jumlah produk cacat.

Proses manual ini tidak hanya menghambat efisiensi operasional tetapi juga berdampak negatif pada kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan. Dengan semakin ketatnya persaingan di pasar global, perusahaan manufaktur garment harus mengadopsi teknologi dan sistem yang lebih canggih untuk meningkatkan pengendalian kualitas. Implementasi sistem inspeksi pengendalian kualitas berbasis teknologi adalah langkah penting untuk mengatasi tantangan ini dan mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

4.        Proposed Solution(s)

a.    Introduction of Solution

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses inspeksi pengendalian kualitas pada industri manufaktur garment, penulis mengusulkan implementasi sistem inspeksi quality control berbasis teknologi yang dapat diakses secara online atau melalui aplikasi mobile. Sistem ini akan memberikan solusi komprehensif untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan konsistensi dalam pengendalian kualitas produk. Berikut adalah fitur utama dan manfaat dari sistem yang diusulkan:

1.     Inspeksi Real-Time

Setelah staff quality control menyelesaikan inspeksi pada barang produksi, mereka dapat langsung mencatat hasil inspeksi ke dalam sistem secara real-time menggunakan perangkat yang terhubung ke internet atau aplikasi mobile. Hal ini akan menghilangkan keterlambatan yang disebabkan oleh pencatatan manual dan input data ke dalam Excel.

2.     Aksesibilitas Online dan Mobile

Sistem ini dirancang untuk dapat diakses dari mana saja dan kapan saja melalui perangkat yang terhubung ke internet atau aplikasi mobile. Ini memastikan bahwa data inspeksi dapat diakses secara instan oleh manajemen dan tim terkait untuk analisis dan pengambilan keputusan.

3.     Proses Audit Kualitas

Selain untuk inspeksi, sistem ini juga mendukung proses audit kualitas barang produksi. Staff quality control dapat melakukan audit secara berkala dan mencatat hasilnya dalam sistem, yang kemudian akan dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan masalah kualitas yang berulang.

4.     Pelaporan Inspeksi dan Audit

Sistem ini secara otomatis menghasilkan laporan inspeksi dan audit yang komprehensif. Laporan ini mencakup data rinci tentang hasil inspeksi, temuan audit, dan analisis kualitas, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk evaluasi kualitas dan menentukan arah pengambilan keputusan produksi.

5.     Evaluasi Kualitas dan Pengambilan Keputusan

Laporan yang dihasilkan oleh sistem menyediakan data yang akurat dan real-time tentang bagaimana kualitas dijaga dalam proses produksi. Informasi ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi kualitas secara lebih efektif dan mengambil keputusan yang didasarkan pada data untuk meningkatkan proses produksi dan mengurangi jumlah produk cacat.

6.     Operasi Sistem untuk Proses QC

Solusi ini tidak hanya menyediakan data mengenai kualitas tetapi juga menyediakan operasi sistem untuk proses-proses quality control. Ini mencakup alur kerja inspeksi, audit, pelaporan, dan manajemen tindakan perbaikan yang dapat diakses oleh semua anggota tim terkait.

   

b.   Application of Solution

Implementasi sistem inspeksi pengendalian kualitas (Quality Control) pada rantai pasok industri manufaktur garment akan mengikuti metode Waterfall dari Software Development Life Cycle (SDLC). Metode Waterfall adalah pendekatan linier dan berurutan di mana setiap tahap harus diselesaikan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Berikut adalah kerangka dan struktur untuk aplikasi solusi menggunakan metode Waterfall:

1.    Requirements Analysis

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan bisnis dan teknis untuk mengembangkan sistem inspeksi pengendalian kualitas yang efisien. Yaitu melakukan pertemuan dengan stakeholder untuk mengumpulkan kebutuhan dan harapan terkait sistem baru, mengumpulkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari pengguna akhir dan stakeholder lainnya, serta mendokumentasikan kebutuhan yang terkumpul dalam dokumen spesifikasi kebutuhan sistem (System Requirements Specification, SRS).

2.   System Design

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan solusi sistem berdasarkan kebutuhan yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan itu meliputi merancang arsitektur sistem, termasuk desain database, antarmuka pengguna, dan alur kerja sistem. Merinci desain komponen dan modul sistem, termasuk skema database, desain layar, dan algoritma yang akan digunakan. Dan juga melakukan tinjauan desain dengan stakeholder untuk memastikan desain memenuhi kebutuhan bisnis.

Gambar 2. Desain DFD

3.   Implementation

Kemudian pada tahap ke tiga akan dilakukan pengembangan sistem inspeksi pengendalian kualitas sesuai dengan desain yang telah disetujui. Kegiatan yang dilakukan meliputi memprogram sistem menggunakan bahasa pemrograman yang sesuai, melakukan pengujian unit untuk memastikan setiap modul sistem berfungsi dengan benar, serta mengintegrasikan berbagai modul dan komponen sistem, memastikan semuanya bekerja bersama-sama dengan baik.

Gambar 3. Antar muka aplikasi

Gambar 4. Form Inspeksi

 

4.   Integration and Testing

Pada tahap ini dilakukan pengunian sistem secara keseluruhan untuk memastikan semua fungsionalitas bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Yaitu melakukan pengujian sistem secara menyeluruh untuk memastikan semua fungsi dan integrasi bekerja dengan benar. Melibatkan pengguna akhir untuk menguji sistem dengan metode User Acceptance Test (UAT) dan memastikan sistem memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Serta dilakukan Bug Fixing, yaitu mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah yang ditemukan selama pengujian.

5.   Deployment

Pada tahap ini dilakukan penyebarkan sistem inspeksi pengendalian kualitas ke lingkungan produksi dan memastikan siap digunakan oleh pengguna akhir. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah dengan merencanakan penyebaran sistem untuk meminimalkan gangguan pada operasi bisnis, penyebaran sistem ke lingkungan produksi, dan juga memberikan pelatihan kepada pengguna akhir tentang cara menggunakan sistem baru.

Gambar 5. Skema deployment dan kegiatan yang diperlukan. 

6. Maintenance

Langkah terakhir dari metode SDLC adalah melakukan pemeliharaan sistem inspeksi pengendalian kualitas setelah penyebaran untuk memastikan sistem tetap berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan yang berkembang. Yaitu dengan cara memantau sistem untuk memastikan sistem berjalan dengan baik, menangani masalah atau bug jika muncul setelah sistem disebarkan, serta melakukan pembaruan sistem jika diperlukan.

 

5.        Future Direction / Long-Term Focus

Di masa depan, pengembangan dari sistem inspeksi pengendalian kualitas pada rantai pasok industri manufaktur ini bisa dikembangkan ke arah yang lebih maju. Ada beberapa pendekatan dan fokus yang bisa dilakukan seperti halnya:

1.     Sustainability. Dikarenakan industri garment adalah salah satu industri yang menyumbang banyak limbah, maka tujuan dari pengembangan implementasi sistem ini harus diintegrasikan dengan tujuan keberlanjutan seperti mengurangi limbah produksi dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Memastikan bahwa proses produksi tidak hanya efektif dan efisien tetapi juga ramah lingkungan.

2.     Data driven decision making. Dengan memanfaatkan teknologi yang akan datang, hasil dari inspeksi yang dilakukan oleh staff QC bisa dikembangkan untuk menjadi acuan dalam pengambilan keputusan yang handal menggunakan data yang valid dan baik.

3.     Integrasi dan standarisasi. Integrasi yang baik wajid dibutuhkan sehingga data dan laporan dari sistem ini bisa diintegrasikan dan digunakan ke sistem pengembangan yang berbeda. Dengan begitu, standar operasional procedur (SOP) mutlak untuk diterapkan mengikuti perkembangan.

4.     Mengadopsi teknologi baru. Perkembangan teknologi mendatang bisa membantu proses inspeksi pengendalian kualitas pada sebuah manufaktur. Diantaranya adalah menggunaan Internet of Things (IoT) yang bisa mengintegrasikan sensor IoT dalam proses produksi dan memantau kualias secara otomatis dan real time. Contoh lain yang bisa digunakan adalah penggunaan Blockchain untuk menciptakan catatan kualitas yang transparan dan tidak dapat diubah sepanjang rantai pasok. Disitu akan tercipta peningkatan kepercayaan dan akuntabilitas dalam proses inspeksi dan audit kualitas.

6.        Results / Conclusion

Implementasi sistem inspeksi pengendalian kualitas berbasis teknologi pada rantai pasok industri manufaktur garment telah memberikan berbagai manfaat yang signifikan. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses inspeksi, tetapi juga memperkuat pengambilan keputusan berbasis data, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Berikut adalah beberapa poin utama dari hasil dan kesimpulan:

1.     Efisiensi Operasional yang Lebih Baik. Proses pencatatan hasil inspeksi yang sebelumnya manual dan memakan waktu kini menjadi lebih efisien dengan pencatatan real-time melalui perangkat online atau aplikasi mobile. Ini mengurangi beban kerja staf quality control dan mempercepat aliran informasi.

2.     Kualitas Produk yang Lebih Tinggi. Dengan pengurangan jumlah produk cacat dan peningkatan konsistensi dalam penilaian kualitas, produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang lebih tinggi, meningkatkan reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

3.     Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik. Data real-time yang akurat memungkinkan manajemen untuk melakukan analisis tren kualitas dan pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu dan didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya.

4.     Transparansi dan Akuntabilitas. Integrasi dengan sistem ERP dan penciptaan audit trail yang transparan memastikan bahwa setiap tahap proses produksi dapat dipantau dan dipertanggungjawabkan, meningkatkan akuntabilitas dalam rantai pasok.

5.     Kemampuan Skalabilitas dan Ekspansi Global. Solusi yang diimplementasikan dapat dengan mudah diadaptasi dan diimplementasikan di berbagai lokasi produksi, mendukung pertumbuhan perusahaan secara global dan memastikan kualitas yang konsisten di semua pasar.

Dengan mengadopsi teknologi baru dan inovasi dalam inspeksi pengendalian kualitas, perusahaan manufaktur garment tidak hanya memperkuat posisi kompetitifnya di pasar global tetapi juga memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Langkah strategis ini adalah bagian penting dari visi jangka panjang perusahaan untuk mencapai keunggulan operasional dan kualitas produk yang unggul.

Appendices

Appendix A – Scenarios

1.     Inspeksi visual secara manual. Operator inspeksi melakukan pemeriksaan visual terhadap produk jadi di jalur produksi. Pemeriksaan ini melibatkan penilaian terhadap berbagai aspek kualitas, seperti jahitan, kain, dan aksesori. Kendala dari proses ini adalah kesalahan yang disebabkan faktor manusia, dan juga secara subjektif. 

2.     Pencatatan data secara manual. Hasil inspeksi dicatat secara manual menggunakan kertas oleh operator. Setiap item yang diperiksa didokumentasikan dalam formulir inspeksi, yang kemudian dikumpulkan untuk diinput ke dalam aplikasi Excel. Hal itu menyebabkan manajemen waktu yang tidak baik, dan juga kesalahan pengiputan data. 

3.     Pengolahan data dengan Excel. Data inspeksi yang dikumpulkan dimasukkan ke dalam spreadsheet Excel untuk pengolahan lebih lanjut dan pembuatan laporan kualitas. Proses ini mencakup penggabungan data, pembuatan grafik, dan analisis tren kualitas. Kendala dari proses ini adalah kesalahan input pada aplikasi Excel, dan juga waktu dan usaha yang dibutuhkan menjadi lebih lama. 

4.     Ketidakefisienan identifikasi masalah dan perbaikan. Proses pengolahan data yang lambat dan tidak akurat menyebabkan keterlambatan dalam mengidentifikasi masalah kualitas. Ketika masalah kualitas ditemukan, waktu yang diperlukan untuk analisis dan koreksi dapat sangat lama. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pengolahan data dan pembuatan laporan, serta menghambat respon yang cepat terhadap masalah kualitas. 

Appendix B – Options

1.     Implementasi sistem inspeksi Quality Control berbasis teknologi. Mengimplementasikan sistem inspeksi quality control berbasis teknologi yang dapat diakses secara online atau melalui aplikasi mobile dengan fitur-fitur inspeksi secara real time, aksesibilitas online dan mobile, proses audit kualitas, pelaporan inspeksi dan audit, evaluasi kualitas dan pengambilan keputusan, serta operasi sistem untuk proses QC.

2.     Peningkatan proses manual ke arah digital. Meningkatkan proses inspeksi manual dengan menggunakan alat digital seperti tablet atau perangkat mobile untuk pencatatan data, namun tetap mengandalkan Excel untuk pengolahan data.

3.     Outsourcing inspeksi dan audit kualitas. Mengoutsourcing proses inspeksi dan audit kualitas ke pihak ketiga yang memiliki sistem dan teknologi canggih untuk pengendalian kualitas. Hal ini bisa membantu penghematan dan efisiensi tenaga sehingga harga jual produk bisa lebih bersaing.